Informasi Dalam Genggaman

11 Warisan Budaya Sarolangun Resmi Bersertifikat Kemendikbud, Helmi: Tak Gampang Dapatkan Itu

Lalu didaftarkan kemudian dilakukan evaluasi dan verifikasi oleh tim provinsi hingga dilakukan sidang penetapan warisan budaya tak benda Indonesia yang dilakukan oleh direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud.

“Sidang itu terkait pantas atau tidak ini untuk mendapatkan sertifikat WBTB ini, jadi prosesnya tidak gampang dapatkan lebel itu, sebab butuh proses  menggunakan data yang valid, setelah diusulkan tim dari Provinsi akan turun melakukan survey kebenaran lokasi dan keadaan yang sebenarnya, baru diusulkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan penilaian,” katanya.

Selain itu, Helmi juga menambahkan kedepan diharapkan memang muncul tradisi apapun yang ada di tengah masyarakat Kabupaten Sarolangun, yang sifatnya unik, inovatif dan merupakan kebiasaan masyarakat sejak lama.

Untuk menggali itu semua tentu dibutuhkan peran serta semua pihak, khususnya para penggiat seni, sanggar seni, sekolah, pemerintah desa dan pemerintah kecamatan. Disamping pihaknya melakukan sosialisasi melalui sejumlah seminar, pertemuan-pertemuan hingga turun kelapangan.

“Jadi kalau ada di suatu tempat ada tradisi atau budaya daerah yang sifatnya WBTB baik berupa nyanyian, tarian agar ini dimunculkan. Kami akan mengakomodir, kami kemarin juga telah melihat tradisi di salah satu desa, di Kecamatan Bathin VIII, terkait ini akan kami evaluasi, masuk atau tidak masuk nanti ada tim penilai,” katanya.

“Kalau sudah disertifikasi itu sudah menunjukkan bahwa dia lah yang punya, tapi kan tidak menutup kemungkinan kalau budaya atau tradisi adat istiadat di klaim oleh wilayah lain, berarti itu ketedeloran,” kata dia menambahkan.

Maka sebelum diusulkan ini memang benar-benar di inventarisasi dari desa atau kecamatan, terkait warisan budaya tak benda yang bisa diajukan untuk mendapatkan sertifikat dari kemendikbud.

“Karena Kabupaten Sarolangun ini kan cukup luas, tradisi di Dusun yang satu dengan Dusun lain itu tentu kita tidak mengetahui, maka embrio nya ini yang harus kita kejar bila ada di suatu desa sebuah tradisi, misalnya di satu desa punya kebiasaan setiap tahun seperti ini, jadi ini kita usulkan,” katanya. (Wahid)