Ultimate magazine theme for WordPress.

Helmi Kadikbud : Semua Sekolah Terapkan PTM

Helmi Kadikbud saat diwawancarai, (PJ/Hid).

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Sejak dimulainya proses Pembelajan Tatap Muka (PTM) pada sekolah SD dan SMP di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sarolangun, seluruh sekolah menerapkan pembelajaran tersebut dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam rangka memutus mata rantai penularan wabah virus corona (Covid-19).

“Untuk yang tidak melaksanakan tatap muka tidak ada, semuanya melaksanakan setelah kita rekomendasi kan kepada satuan pendidikan sesuai dengan perizinan dari pemerintah daerah untuk melaksanakan PTM ini,” kata Kadis Dikbud, Helmi, SH, MH, Senin (01/02/2021) kemarin kepada media ini, saat dikonfirmasi di sela aktivitasnya.

Ia mengatakan bahwa memang meski melaksanakan PTM ini, namun ada sebagian kecil sekolah, memang secara administrasi ada yang tidak mendaftarkan ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Ada sebagian kecil, mereka sudah melakukan PTM tapi belum mendaftar ke kemendikbud. Tapi ini akan kita kejar, karena Kita nanti khawatir ada program yang masuk, kan mereka tidak terupdate, dan secara administrasi ini akan kita benahi mereka (sekolah.red),” katanya.

Helmi juga mengatakan proses PTM ini, pihaknya melalui tim internal dengan berkolaborasi bersama opd terkait melakukan evaluasi setiap minggu. Karena menurutnya pembelajaran secara tatap muka tidak bisa dilepaskan begitu saja, karena memang harus dilakukan pemantauan secara kontiniu.

“Memang harus dipantau secara kontiniu, ini mengingat objek yang menjadi sasaran itu bukan hanya guru, tapi ada murid dan lingkungan,” katanya.

Salah satunya, dari pemantauan dilapangan, adanya orang tua murid yang mengantarkan anaknya hingga melewati gerbang sekolah, sehingga hal itu menjadi catatan.

Pada prinsipnya, guru maupun sekolah sudah mengingatkan para orang tua, tapi hal itu belum bisa diterima orang tua, apalagi orang tua yang anaknya masih duduk di bangku kelas 1 SD.

“Ada orang tua masih belum memahami mengantar anak ingin ikut masuk dalam pekarangan sekolah. Maka ini perlu pengawalan khususnya kami sendiri selaku dari dinas pendidikan, dan Dinas terkait. Guru sudah memberikan pengertian, tapi mereka menganggap ini masih hal yang biasa, maka selain motivasi petugas dilapangan seperti guru, kepala sekolah, kita juga ikut mengawasi orang tua terutama yang antar jemput,” katanya.

Sedangkan dalam hal penunjang protokol kesehatan, pihak sekolah saat ini tidak ada kendala apapun, karena adanya petunjuk teknis realisasi penggunaan dana bos yang bisa digunakan dalam mencegah penularan covid-19 di lingkungan sekolah.

“Alhamdulillah sarana dan prasarana, karena dana bos memungkinkan untuk itu, jadi tidak menjadi kendala yang berarti, bahkan sekolah ada juga menyiapkan masker untuk anak-anak,” katanya.

Sementara Kecamatan yang jauh dari pusat kota, kata Helmi, memang juga ditemukan adanya mindset masyarakat yang beranggapan karena jauh dari pusat kota atau aktivitas orang dari luar, sehingga tidak begitu dalam melaksanakan protokol kesehatan.

“Bahkan kita sudah turun ke batang asai, kendalanya ini agak sedikit masih beranggapan karena jauh lalu lalang lintas masyarakat, mereka masih kendor dalam menggunakan atribut protokol kesehatan,” katanya.

Maka ia menghimbau kepada seluruh sekolah untuk tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara baik, karena ini untuk kesehatan dan keselamatan bersama.

“Kita tidak tahu virus ini bagaimana seperti apa yang datang, jadi tetap harus waspada. Karena ada pemahaman beranggapan kami sama Kami lah, pemahaman seperti itu harus dihilangkan, dan ini tugas kita kelapangan menjelaskan hal yang menjadi persoalan di bawah,” katanya. (Wahid)