Informasi Dalam Genggaman

Helmi : PPKD Sebagai Landasan Pembangunan Kebudayaan Daerah

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sarolangun saat ini tengah menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten Sarolangun pada tahun 2020.

Kadis Pendidikan Helmi, SH, MH mengatakan bahwa penyusunan pokok pikiran kebudayaan daerah yang ada di Kabupaten Sarolangun, yang nantinya dijadikan sebagai landasan dalam melakukan strategi kebudayaan secara nasional yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Ppkd kita sedang dalam rangka penyusunan, karena sesuai regulasi yang ada kita harus punya pokok-pokok pikiran budaya daerah sarolangun, Ini sudah kita bentuk tim,” katanya, Kamis yang lalu.

Dalam penyusunan PPKD ini, pihaknya melibatkan sektoral terkait, dengan penggiat seni, lembaga adat, akademisi dan pemerhati kebudayaan. Artinya, saat ini arah pembangunan kebudayaan daerah perlu disusun dalam mengembangkan kebudayaan daerah yang ada di Kabupaten Sarolangun.

Karena, setiap daerah yang telah membentuk PPKD ini akan dapat program strategi kebudayaan nasional yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Dengan adanya ini kita bisa berkoordinasi dengan Kementrian, dalam rangka untuk membantu hal pendanaan. Ini ada aturan mengikat, yang mengatur tentang Ppkd ini, maka kita buat,” katanya.

“Dengan adanya Ppkd, kedepan kita menjadi jelas tujuan pembangunan kebudayaan di Kabupaten Sarolangun, dan ketika sudah ada acuan tentu kita akan menyatu dengan sarpras, bentuk kegiatan seperti apa. Jadi dia sudah terarah pembangunan kebudayaan,” kata dia menambahkan.

Misalnya, kata Helmi bahwa kedepan di Kabupaten Sarolangun dalam strategi pembangunan kebudayaan, memang harus ada balai seni pemuda, museum mini, serta melestarikan kebudayaan asli Sarolangun.

“Maka kita harus mengumpulkan kebudayaan di daerah, jadi jelas disitu dan ini dasar sebagai landasan membangun budaya di sarolangun. Satu bulan ini kita targetkan sudah clear, karena karena pengumpulan data sudah, tinggal menambah lagi hal hal yang belum dimasukkan,” katanya.

Sejumlah budaya yang perlu ditambah itu, katanya meliput tarian asli sarolangun, tarian cuban, tarian Liang asak, serta tarian di Kecamatan lainnya dan tulisan-tulisan atau peninggalan benda-benda bersejarah.

“Kita dalam menginventarisir hal-hal yang belum dimasukkan, jadi kita masih ada dua kali pertemuan lagi. Tapi ini sudah dianggap finishing saja, karena untuk dokumennya kita sudah buat sesuai ketentuan dan kita mengambil nilai-nilai kebudayaan yang tinggal,” katanya.

Pihaknya juga akan menginventarisir kebudayaan daerah yang ada di seluruh kecamatan, yang saat ini masih melekat di tengah masyarakat, baik itu berupa permainan, tarian, tulisan, peninggalan dan benda bersejarah. (Wahid)