New Normal, Perpustakaan Sarolangun Kembali Dibuka

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kabupaten Sarolangun saat ini telah kembali membuka pelayanan perpustakaan daerah yang berada di komplek perkantoran Bupati Sarolangun.
Kepala DPAD Sarolangun Ali Amri mengatakan pembukaan layanan perpustakaan tersebut sudah berlaku sejak tanggal 08 Juni 2020 yang lalu, setelah adanya pelaksanaan persiapan New normal.
Pembukaan pelayanan perpustakaan ini katanya sudah disebar luaskan melalui aplikasi Internet yang tersedia di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, serta pemberitahuan melalui media sosial dan ketengah masyarakat.
Meski demikian, para pengunjung yang datang ke perpustakaan tetap dilakukan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Diantaranya, menggunakan masker, mencuci tangan pakai hand sanitizer, pengecekan suhu tubuh dan jaga jarak (social distancing).
“Dalam situasi New normal ini kita dpad Sarolangun menyesuaikan dengan himbauan pemerintah, jadi kami mulai tanggal 08 Juni kemarin kita sudah mulai membuka pelayanan perpustakaan,” katanya, Kamis (11/06/2020).
Selain itu, pihaknya juga menghimbau agar perpustakaan desa dan kelurahan juga membuka pelayanan perpustakaan, khususnya perpustakaan berbasis inklusi sosial yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat dalam hal ini perpustakaan Nasional.
“Ada 140 perpustakaan desa, kami juga sudah melakukan pembinaan supaya membuka pelayanan perpustakaan. Kemarin dua perpustakaan, kita kunjungi pembinaan di samaran dan gurun mudo, kita himbau membuka kembali layanan perpustakaan, karena kedua perpustakaan ini program bantuan perpustakaan berbasis inklusi sosial Digunakan sebagai tempat kegiatan, bukan hanya untuk baca buku, di sano juga sudah ada komputer dibekali wifi juga, jadi gunakan fasilitas yang ada. Petugas perpustakaan dibekali, ilmu juga sudah cukup,” katanya.
Sementara untuk perpustakaan keliling, pihaknya akan turun ke sejumlah tempat fasilitas umum di pusat kota, seperti Ancol Sarolangun, taman cik minah dan laman Basamo Sarolangun.
Namun, petugas perpustakaan keliling tetap menghimbau untuk penerapan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah pengunjung.
“Jadi tidak ada lagi istilahnya tidak bergerak lagi, walaupun bergerak dalam kondisi yang terbatas. Sedangkan ke sekolah, memang perpustakaan keliling saat ini belum bisa bergerak kesana karena memang anak sekolah saat ini masih belajar dari rumah,” katanya. (Husnil)