Tim Gabungan Bakar 50 Camp dan 30 Unit Mesin Robin Milik Pelaku PETI

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Tim gabungan yang terdiri dari TNI/Polri, Polisi kehutanan serta masyarakat Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun melakukan penindakan terhadap aktivitas para pelaku perambahan hutan lindung dan penambangan emas tanpa izin (PETI) yang berada di wilayah Desa Lubuk Bedorong.
Kegiatan itu dilakukan pada Senin (13/07/2020) kemarin, yang dipimpin langsung Waka Polres Sarolangun Kompol Husni Thamrin, bersama jajarannya.
Hadir juga Pabung Kodim 0420/Sarko Mayor Chb Mentomeri, beserta anggota, dan polisi kehutanan, serta Kepala desa Lubuk Bedorong, Bayu Yustino serta elemen masyarakat setempat.
Kapolres Sarolangun AKBP Deny Heryanto, S.Ik, M.Si mengatakan dalam kegiatan penindakan tersebut dikerahkan tim gabungan sebanyak 110 orang, dengan rincian 60 orang tim gabungan TNI/Polri dan Polisi Kehutanan serta 50 orang masyarakat desa Lubuk Bedorong.
“Sebelum berangkat menuju lokasi, kita lakukan apel gabungan terlebih dahulu. Sekira pukul 10.00 Wib Tim Gabungan TNI, Polri dan Polhut tiba di Desa Lubuk Bedorong Kec. Limun Kab. Sarolangun, dan disambut oleh Kades Lubuk Bedorong, Sekdes Lubuk Bedorong, BPD Lubuk Bedorong, serta Masyarakat Desa Lubuk Bedorong lebih kurang 50 orang,” kata Kapolres, Rabu (15/07/2020).
Setelah sampai ke desa Lubuk Bedorong yang menempuh perjalanan selama dua jam dengan menggunakan kendaraan, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki dengan melewati bukit selama lebih kurang dua jam perjalanan.
“Menuju tkp berjalan kaki dua jam dan total empat jam perjalanan. Dan sampai di tkp sekitar pukul 13.00 Wib,” katanya.
Hanya saja, ketika tiba di lokasi Perambahan Hutan Lindung Desa Lubuk Bedorong, tim gabungan menemukan Lokasi Kawasan Hutan Lindung Desa Lubuk Bedorong yang sudah dirambah oleh para pelaku perambahan untuk digunakan sebagai Lokasi aktifitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI).
Namun sayang, para pelaku sudah meninggalkan lokasi, yang diduga sebelumnya kedatangan tim gabungan telah diketahui.
“Termasuk juga tidak ada aktivitas, karena masyarakat sudah kabur yang diduga dari wilayah Sumatera Selatan. Bisa jadi bocor, karena kesana itu satu jalur, berbukit-bukit juga sehingga inilah menyebabkan mereka tidak terawasi dalam melakukan aktivitasnya,” katanya.