Informasi Dalam Genggaman

Unjuk Rasa Batal, Himsar Jaya Hanya Audiensi

Makruf mengakui jika pada pertemuan kali ini semua hal yang disampaikan adalah benar. Karena semua keterangan itu diceritakan sendiri oleh keluarga pasien dan pengakuan dari dokter itu sendiri.

Ia meminta agar pihak rumah sakit segera melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan.

“Kami minta pihak rumah sakit lakukan evaluasi, saya minta selama satu minggu ini ada perubahan. Jika tidak ada perubahan Himsar akan memberikan tindakan lain lagi,” katanya.

Selanjutnya masalah angaran dari Rp 800 juta itu ia menyampaikan dana sebesar itu memang untuk secara keseluruhan dalam jangka dua bulan itu digunakan untuk kebutuhan Covid-19.

Sementara itu secara terpisah, Direktur RSUD Sarolangun, dr Bambang Hermanto menanggapi, bahwa pada pelayanan para dokter pada pasien memang sedikit terjadi mis komunikasi.

Selama ini para dokter tetap memantau dan masuk memeriksa pasien. Rumah sakit sudah melakukan sesuai protap dan kondisi pasien, dan anjuran para dokter spesialis.

Sementara itu, transparansi anggaran ratusan juta itu untuk penangan secara keseluruhan petugas covid.

“Tim yang berjumlah 64 orang yang diberikan insentif mulai terdiri dari Dokter Umum dan Dokter Spesialis, Perawat, Room Boy dan Security yang telah dibuatkan SK,” katanya.

Katanya, RSUD Sarolangun telah mengajukan anggaran penanganan covid-19 kepada tim gugus covid-19 sebesar Rp 883 juta untuk periode dua bulan. Sampai dengan saat ini anggaran yang sudah dicairkan yakni untuk pembayaran instensif tenaga medis dan teknis yang menangani pasien covid-19.

Jumlah pemberiannyapun berbeda-beda sesuai anjuran Presiden, Menteri dan sesuai dari usulan pihak gugus tugas covid-19 Kabupaten sarolangun.

“Usulan saya sudah sangat kecil, kalok dokter spesial tempat lain, 10 sampai 15 juta, kita dibawah 10 juta, sebulan. Dokter umum lebih parah lagi, malah dibawah 5 juta, kalok anjuran presiden itu dokter umum 10 juta. Jadi kita sudah sangat kecil menganggarkan itu, mau banyak pasien, mau sedikit pasien, itu sudah standar yang kita ajukan. Pencairannya melalui DPA Kabupaten dan sesaui aturan yang berlaku, dan tidak kita cair kan sejenak-enaknya,” katanya.

Ia menjelaskan juga, untuk kondisi keempat pasien positif sudah dilakukan swab terakhir. Jika mereka dua kali swa negatif, maka mereka diperbolehkan pulang. Ia mengharapkan agar para keluarga pasien ikuti protap yang dijalankan di rumah sakit masing- masing.

“Keluarga jangan cemas, kita akan berusaha semaksimal mungkin, kalok pun nanti timbul permasalahan akan kita perbaiki suapaya pasien cepat sembuh,” katanya. (Wahid)