Informasi Dalam Genggaman

Warga SAD Air Hitam Sudah Ada yang Menjadi Guru dan Kuliah

Helmi Kadikbud Sarolangun saat meninjau sekolah SAD di Kecamatan Air Hitam, (PJ/Hid).

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Kerja keras Bupati Cek Endra selama memimpin Sarolangun untuk memperjuangkan nasib anak rimba atau (SAD) terus membuahkan hasil.

Pasalnya, hal itu terbukti sudah ada warga SAD di Sarolangun yang menjadi Anggota TNI, Guru bahkan ada juga yang melanjutkan pendidikan perguruan tinggi.

Belum lagi anak SAD tersebut yang masih TK, SD, SMP yang sudah pandai mengaji, baca tulis dan berhitung, serta ada juga yang mengaji di pondok pesantren di wilayah Sarolangun.

Hal itu dikatakan oleh Helmi SH. Selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sarolangun, saat turun monitoring ke Kecamatan Air Hitam bersama Zulhitmi Kepala Bidang PAUDNI yang menangani Pendidikan SAD.

Kala itu rombongan Kadikbud meninjau SD 191 Sarolangun yang ada di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam. Serta melihat langsung pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Desa Bukit Suban, yakni PAUD SAD Punti Kayu I, Punti Kayu II dan Punti

“Ya, kita melakukan monitoring dan survey khusus di Kecamatan Air Hitam, terkait pendidikan sad,” katanya, Senin (05/10/2020).

Kata Helmi, memang di sekolah SD N 191 Desa Pematang Kabau, para siswanya mayoritas merupakan anak SAD yang mencapai 60 persen dari total jumlah siswa. Sehingga, lembaga pendidikan sad ini memang menjadi salah satu perhatian dalam memberikan pengetahuan bagi anak-anak SAD sebagai mana anak-anak sekolah pada umumnya.

Meski di tengah pandemi virus corona, kata Helmi, pembelajaran tatap muka di sekolah tersebut tetap dilaksanakan, karena memang pihaknya sudah memberlakukan pembelajaran tatap muka karena Kabupaten Sarolangun masuk dalam wilayah zona kuning.

“Saat kita evaluasi di masa pandemi ini, mereka tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka karena kita berada di zona kuning, kami juga ingin tahu lebih dekat tentang spesifik tenaga pengajarnya yang melaksanakan tugas di sad,” katanya.

Katanya, para tenaga pendidik yang ada di sekolah SAD ini ternyata ada ciri khas sehingga memang harus diberikan perhatian lebih, karena tugas yang berat dibandingkan mendirikan anak-anak sekolah pada umumnya.

“Kedepan kami akan pertimbangkan untuk membantu tenaga pendidik di sad tersebut. Insentifnya untuk tenaga pendidik bagi sad ini khusus, lebih tinggi dari tenaga honor biasa lebih dua kali lipat, dan tugasnya pun lebih berat dari tenaga honor biasa. Di lembaga paud, mereka memandikan anak sad, mengajar dan rutin memberikan makanan tambahan,” katanya.

Menariknya, kata Helmi di Kabupaten Sarolangun, ada tenaga pendidik yang memang berasal dari kalangan Suku Anak Dalam (SAD). Yakni di Dusun Sungai Kudis, Kecamatan Limun.

Guru dari kalangan SAD ini merupakan tamatan SMA Sederajat yang mengabdi sebagai tenaga pendidik, sambil menimba ilmu di Universitas Terbuka (UT).

“Kalau yang di Pematang Kabau, tidak ada. Tapi kalau di sungai kudis, ada tenaga pendidikan dari warga mereka sad, bagi sad yang sudah selesai SMA Sederajat, mereka mengabdi sambil kuliah di Universitas Terbuka di sungai Kudis,” katanya.

Selain itu, untuk pendidikan SAD di Kampung Madani SAD yang ada di Desa Lubuk Jering, Kecamatan Air Hitam, katanya Pemkab sarolangun pada tahun 2020 ini telah membangun aset pendidikan berupa dua lokal.

“Kedepan kita menyesuaikan, mempersiapkan kedepan untuk mengimbangi infrastruktur yang ada disitu (kampung madani sad). Kalau seandainya disitu sudah dihuni, sudah ada kegiatan seperti biasa, kita pun harus hadir disitu,” katanya. (Wahid)