Sejak Januari Ada Tiga Titik Api Terpantau

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Sejak awal bulan januari tahun 2021 ini, di wilayah Kabupaten Sarolangun sudah ada tiga titik api terpantau. Tiga titik api tersebut berada di wilayah Kecamatan Air Hitam, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin.
Wakil Bupati Sarolangun Hillalatil Badri mengatakan, tiga titik api tersebut tidak begitu besar sehingga masih bisa dipadamkan oleh petugas.
“Kemarin ada tiga titik hotspot, cuman tidak terlalu besar masih bisa diatasi, maka dalam hal ini cuaca panas cukup tinggi walaupun ada curah hujan, maka sekarang kita harus berhati-hati,” kata Wabup, Senin (08/03/2021) kepada awak media.
Wabup menambahkan menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hingga bulan April mendatang curah hujan masih tinggi, namun tidak menutup kemungkinan ada titik hotspot yang terpantau saat cuaca panas terjadi.
“Karena bukan hanya soal karhutla tali bencana banjir dan longsor juga karena intensitas hujan saat ini masih tinggi bulan maret sampai April ini sesuai informasi dari BMKG. Dibulan mei sampai agustus, intensitas hujan akan berkurang maka bisa berpotensi terjadi kebakaran lahan karena musim kemarau,” katanya.
Untuk Sanksi, tegas Wabup, bahwa para pelaku baik itu masyatakat maupun perusahaan akan diberikan tindakan tegas tanpa ada pandang bulu.
“Jelas ada Sanksi yang jelas, itu instruksi langsung bapak presiden, bahwa kita tidak ada pandang bulu jika ada yang melakukan pembakaran lahan secara sengaja,” katanya.
Sementara itu, Dandim 0420/Sarko Letkol Inf Tomy Radya Lubis, S.AP, M.Han, juga menjelaskan terkait tiga titik api tersebut.
Katanya, titik api yang terpantau langsung direspin oleh aparat TNI/Polri serta pihak Pemerintah.
“Pada saat kita datang ke lokasi, api sudah padam, memang dari priode januari sampai hari ini 8 maret itu ada tiga titik api, ada tiga kecamatan yakni Kecamatan Air Hitam satu titik, Kecamatan Mandiangin satu titik, dan kecamatan pauh satu titik,” katanya.
Lanjut Dandim, bahwa masih dilakukan tahap pencegahan terjadi karhutla karena masih dalam musim hujan. Namun jika memang nantinya memasuki musim kemarau akan diajukan siaga darurat karhutla.
Untuk saat ini posko yang disiagakan ada di setiap Koramil yang ada di daerah, sehingga diharapkan memang ada sinergitas antara TNI/Polri, pemerintah dan lapisan masyarakat untuk sama-sama mencegah terjadi karhutla di wilayah Kabupaten Sarolangun.
“Saat ini kita masih tahap pencegahan dengan melakukan sosialisasi, patroli bersama TNI/Polri, koordinasi dengan pihak kecamatan, dengan melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, untuk sementara posko kita tetapkan di Koramil,” katanya.
Dandim juga menyebutkan untuk di Kabupaten Sarolangun, ada dua jenis lahan yang dipetakan rawan terjadi karhutla. Yakni lahan perkebunan mineral dan lahan gambut.
Wilayah Sarolangun sendiri 70 Persennya merupakan lahan mineral sedangkan 30 persen merupakan lahan gambut.
“Yang kita waspadai justru lahan gambut karena cepat menyebar kalau lahan mineral ketika sudah dipadamkan langsung padam. Lahan gambut itu ada di lahan perusahaan ada juga pada lahan masyatakat, kalau di perusahaan seperti di KDA, tahun 2019 disitu juga banyak titik api, dan tahun 2020 karena curah hujan cukup tinggi jadi tidak terlalu beresiko,” katanya.
Untuk memantau titik api, kata Dandim, pihaknya bisa melihat melalui handphone atau smartphone dalam aplikasi satelit yang disiapkan.
Ketika ada terpantau, maka tim akan turun langsung melakukan penanganan ataupun pemadaman jika memang ditemukan ada titik api.
“Kita menggunakan aplikasi satelit dalam mengecek titik hotspot yang bisa dibuka melalui hp, semua bisa membuka itu bukan hanya TNI/Polri, hanya ada tingkatan, yakni tinggi tinggi sekitar 80-100 persen, tingkat sedang 35-79 persen dan tingkat rendah 0-34 persen,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya bersama aparat kepolisian dan pemerintah daerah akan selalu siap siaga dalam mengantisipasi karhutla ini.
Ia berharap kedepan sinergitas kerja sama yang baik dapat terjalin sehingga memudahkan dalam melaksanakan tugas di lapangan.
“Ini dibutuhkan upaya terus menerus untuk melakukan penanganan karhutla yang saat ini tahapnya masih pencegahan karena sekarang curah hujan masih ada. Untuk Sanksi sudah jelas, sesuai perintah bapak presiden akan dilakukan penegakan tidak tebang pilih apabila ada baik masyatakat maupun perusahaan yang melakukan pembakaran lahan, itu jelas perintahnya,” katanya. (Wahid)