Sikapi Aksi Terorisme di Makassar, Kapolres Sarolangun Duduk Bersama Tokoh Lintas Agama

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Aksi bom bunuh diri di salah satu gereja di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan mendapatkan respon dari berbagai pihak khususnya lintas beragama yang ada di Indonesia.
Tak terkecuali di wilayah Kabupaten Sarolangun, Kapolres Sarolangun AKBP Sugeng Wahyudiyono, Sik, MTCP, CFE melakukan pertemuan dengan tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum komunikasi umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sarolangun, Selasa (30/03) di Tanjung rambai, Kelurahan Gunung Kembang, Kecamatan Sarolangun.
Pertemuan itu dihadiri Ketua FKUB Kabupaten Sarolangun, KH Rois Amin, Kepala Kantor Kemenag Sarolangun Drs H M Syatar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sarolangun Dr Maryadi Syarif, Ketua DPC Pemuda Pancasila Syamsul Riduan, ST, serta para tokoh agama baik dari agama Islam, Kristen protestan dan Khatolik, Hindu, Buddha yang ada di Kabupaten Sarolangun.
Kapolres AKBP Sugeng Wahyudiyono, mengatakan bahwa pertemuan itu membahas upaya dalam mencegah ataupun mengantisipasi agar kejadian yang ada di Makassar tidak terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun.
Apalagi pada tanggal 02 April 2021 mendatang, tepatnya pada hari jumat merupakan hari kebesaran umat Kristen yakni peringatan hari wafatnya isa almasih.
“Pertemuan kita hari ini salah satunya untuk menjaga kebersamaan, persatuan dan kesatuan yang kita punya di Indonesia, bhinneka tunggal ika. Akan ada sebentar lagi tanggal 02 april 2021, salah satu hari raya umat krisyiani, ini juga bagian dari tugas polri bersama seluruh Stake holder untuk mengamankan kegiatan itu,” katanya.
Menurut Kapolres, bahwa tokoh lintas beragama maupun FKUB Kabupaten sarolangun serta Stake holder terkait harus dapat menyamakan persepsi bahwa kejadian yang ada di Kota Makassar tidak bisa dikaitkan dengan salah satu agama yang ada di Indonesia.
Kejadian memang murni merupakan pelanggaran hukum sebagai aksi terorisme yang banyak mendapatkan kecaman dari berbagai pihak.
“Dan kejadian itu akan membuat kita sadar bahwa sebenarnya terorisme tetap berupaya mengganggu kepercayaan publik terhadap pemerintah, dan menurut pengalaman saya, terorisme itu upaya upaya yang terencana dari orang yang tak bertanggungjawab untuk mendeskriditkan pemerintah,” katanya.
“Dengan mereka berhasil mendeskriditkan pemerintah ini dianggap tidak mampu menangani hal-hal aksi teror di masyatakat, akan ada perpecahan di masyarakat, timbul ketidakpercayaan, sampai kemudian ujungnya bisa ada tindakan yang berakibat lebih besar, tapi itu kan tidak terjadi,” kata dia menambahkan.
Ia pun menegaskan bahwa semua kegiatan keagamaan yang ada di Indonesia dijaga dan dilindungi oleh Undang-undang Dasar 1945, sehingga masyarakat sarolangun tidak usah takut ataupun cemas dengan kejadian bom bunuh diri yang ada di Makassar, karena pihak kepolisian sudah melakukan upaya untuk penyelidikan, penyidikan dan pengungkapan jaringan serta identifikasi jaringan pelaku bom bunuh diri.
“Semoga nanti segera bisa diamankan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian di makassar,” katanya.
Berdasarkan pertemuan, bahwa FKUB Kabupaten Sarolangun sepakat bersama untuk melakukan kegiatan pengamanan di gereja atau tempat ibadah pada hari besar umat kristen pada 02 April 2021 mendatang.
Maka kata Kapolres, anggota kepolisian dan TNI, Kelompok sadar ketertiban dan keamanan masyarakat (Pokdarkamtibmas), tokoh agama, FKUB, satpol pp dan Stake holder terkait akan turun melakukan pengamanan pada hari perayaan umat Kristen tersebut.
“Nanti kegiatan pengamanan hari besar umat Kristen pada Jumat sampai hari minggu, nanti akan dibantu oleh rekan-rekan yang tidak beragama Kristen, maupun tidak beragama khatolik, untuk pengamanan. Kalau titik yang menjadi pengamanan, berdasarkan dimana lokasi yang dilakukan ibadah teman-teman yang beragama krotesn, setidaknya ada dua kecamatan yakni di Kecamatan Sarolangun dan Singkut,” katanya.
“Nanti masing-masing gereja itu akan ada personil dari Polres, tni, satpol pp, lintas beragama, dan selain juga pengamanan pada H-1 dan H+1 setelah ibadah dilakukan, kita akan juga lakukan patroli gabungan, dengan mengajak seluruh Stake holder yang ada untuk melakukan patroli ke tempat geraja tadi untuk memastikan kegiatan ibadah berlangsung dengan lancar dan khidmat sesuai dengan kepercayaan agama yang mereka anut,” kata dia menambahkan.
Dengan persatuan dan kesatuan dari semua lintas beragama, lanjut Kapolres diharapkan akan nampak kekompakan, kebhinnekaan sebagaimana yang amanat kan UUD 1945, sehingga setiap perayaan umat beragama tidak ada celah sedikitpun dari pihak manapun untuk mengganggu kesatuan dan persatuan yang ada di Kabupaten Sarolangun.
“Untuk wilayah Sarolangun, kita tidak boleh berpikiran bahwa di sarolangun aman-aman saja. Kita tetap harus waspada, karena yang namanya orang-orang yang memiliki sifat radikal atau terorisme itu, dia adalah orang yang memiliki logika umumnya tidak sama dengan kita yang masih memiliki kesadaran hukum,” katanya.
“Masyarakat juga kita minta untuk lebih waspada dilingkungan masing-masing, untik mengetahui apabila ada orang yang sebelumnya tidak pernah muncul ada disana, karena pelaku ini orang yang tidak berasal dari daerah-daerah yang menjadi target operasi mereka,” kata dia menambahkan. (Wahid)