Informasi Dalam Genggaman

Prediksi BMKG, Waspada Bencana Ini

Trianto Kepala BPBD, (PJ/Hid).

PENAJAMBI.CO, Sarolangun – Pemerintah Kabupaten Sarolangun menerapkan status daerah kabupaten sarolangun untuk siaga terhadap bencana hidrometeorologi.

Pasalnya, curah hujan yang tinggi saat ini menjadi ancaman bagi daerah yang rawan terhadap bencana, seperti banjir, longsor hingga angin puting beliung.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sarolangun, Trianto, mengatakan saat ini sudah memasuki puncak musim penghujan berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan geofisika (BMKG).

Dampak curah hujan tersebut akan mengancam sejumlah daerah yang rawan bencana, karena rentan terjadi bencana seperti banjir dan longsor.

“Saat ini kita siaga bencana hidrometeorologi, sesuai surat dari bmkg, surat edaran mendagri, dan surat gubernur, bahwasanya tingkat curah hujan sudah sangat tinggi, maka pemerintah Sarolangun saat ini mengambil langkah-langkah pertama dalam rangka persiapan, antisipasi terkait dengan curah hujan sangat tinggi,” katanya, Rabu (11/11/2020) saat diwawancarai media ini.

“Kita sudah rapat bersama tim teknis OPD terkait, TNI/Polri, dipimpin bapak Asisten II terkait penanganan siaga hidrometologi, Insa allah besok di lapangan gunung kembang kita akan apel siaga,” kata dia menambahkan.

Ia juga menjelaskan perkiraan musim penghujan ini akan terjadi hingga pada bulan Februari tahun 2021 mendatang, maka tentunya diharapkan seluruh lapisan masyarakat khususnya yang berada di daerah rawan bencana untuk tetap waspada.

Saat ini, tim satgas bencana hidrometeorologi sudah standby dengan peralatan dan logistik yang ada. Karena pihaknya mempetakan daerah rawan bencana banjir dan longsor itu ada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Limun, Kecamatan Cermin Nan Gedang dan Kecamatan Batangasai.

“Logistik kita sudah standby, hampir seluruh tim yang ada standby, dan peralatan baik itu perahu karet maupun peralatan daratnya dan peralatan airnya. Titik-titik posko nanti kita akan standby kan terkait dengan pelaksanaan penanganan bencana,” katanya.

Sedangkan daerah rawan bencana banjir berada di lima wilayah Kecamatan yang berada di sepanjang sungai tembesi, dan ada sekitar 77 desa yang berpotensi terjadinya banjir.

“Kita himbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, dan pemerintah desa hingga kecamatan untuk tetap berkomunikasi yang baik, agar waspada terkait tingginya curah hujan, cuaca ekstrim, terkait dengan angin puting beliung, bencana longsor dan banjir dan kejadian dampak bencana,” katanya. (Wahid)